Minggu, 03 Desember 2017

media pembelajaran anak usia dini

https://youtu.be/tpWTt_P7W9o

TUGAS
MEDIA, SARANA DAN BAHAN BELAJAR PLS
TENTANG
MEDIA PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI



Oleh Kelompok Pedagogi :

1.         DINA SAHLINI                       (16005054)
2.         ELINUR SAKIYAH                (16005009)
3.         HANIFA ZULMI                     (16005085)
4.         INTAN AULIA                          (16005017)
5.         NOVITA YUSDIANA             (16005090)
6.         PITRI                                       (16005043)
7.         RAMA YULI SARI                 (16005091)
8.         REZA GUSTIA                          (16005044)
9.         SALAIDA MENKA                 (16005046)
10.       SANDRA NOVELISA              (16005047)
11.       SISKA APRILIA                      (16005032)
12.       VEGA AFRIANTI                   (16005093)
13.       VIVI SRI KURNIATI              (16005048)


PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017


Media Pembelajaran Anak Usia Dini
A.    Pengertian
Media Pembelajaran Anak Usia Dini (PAUD) –Media Pembelajaran PAUD adalah semua hal yang dapat digunakan sebagai penyalur pesan dari pengirim ke penerima untuk merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat, serta perhatian anak sehingga proses belajar terjadi.
Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada di kurikulum dituangkan oleh Pendidik PAUD atau sumber lain kedalam media dalam bentuk-bentuk simbol komunikasi baik simbol verbal (kata-kata lisan atau tertulis) maupun simbol non verbal atau visual. Selanjutnya penerima pesan (bisa siswa atau Pendidik) menafsirkan simbol-simbol komunikasi tersebut sehingga diperoleh pesan.
Definisi pembelajaran adalah merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
B.     Peran Media Pembelajaran Anak Usia Dini (PAUD – TK KB TPA SPS)
Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam pendidikan anak usia dini semakin penting artinya  mengingat perkembangan anak  pada  saat  itu  berada  pada  masa  berfikir konkrit. Oleh karena itu salah satu prinsip pendidikan untuk anak usia dini harus berdasarkan realita artinya bahwa anak diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata.
Dengan demikian dalam pendidikan untuk anak usia dini harus menggunakan sesuatu yang memungkinkan anak dapat belajar secara konkrit. Prinsip tersebut mengisyaratkan perlunya digunakan media sebagai saluran penyampai pesan-pesan pendidikan untuk anak usia dini.
Seorang Pendidik PAUD pada saat menyajikan informasi kepada anak usia dini harus menggunakan media agar informasi tersebut dapat diterima atau diserap anak dengan baik dan pada akhirnya diharapkan terjadi perubahan-perubahan perilaku berupa kemampuan-kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilannya
Bila dikaitkan dengan pembelajaran anak usia dini, maka media dimaksudkan sebagia alat yang menjadi perantara dalam menyampaikan pembelajaran pada anak usia dini. Dalam konteks ini, terdapat banyak media yang bisa digunakan untuk pembelajaran anak usia dini. Prinsipnya, media yang akan digunakan tersebut dapt memberikan rangsangan semangat atau motivasi anak usia dini untuk dapat belajar dengan mudah dan menyenangkan sehingga mereka tidak merasa jenuh atau bosan dalam mengikuti proses pembelajaran.

C.     Macam-macam media pembelajran PAUD
Adapun macam-macam media pembelajaran untuk anak usia dini dapat digolongkan menjadi tiga, yakni media audio, media visual dan media audio visual sebagai berikut
1.      Media Audio
Media audio adalah sebuah media pembelajaran yang mengandung pesan-pesan dalam bentuk auditif (Pendengaran), serta hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio dan kaset.

Untuk pendidikan anak usia dini media ini dapat digunakan untuk memutar sebuah cerita ataupun lagu-lagu untuk anak-anak, melalui media ini anak diperintahkan untuk menyimak, mendengarkan atau bahkan meniru cerita atau lagu-lagu yang diputarkan.

Manfaat media audio untuk anak usia dini ialah dapat merangsang perkembangan imajinasi dan perkembangan bahasanya. Oleh karenanya untuk dapat memanfaatkan media audio dengan baik, media ini harus dipersiapkan secara maksimal, seperti besar kecilnya volume suara, serta intonasi-intonasi suara yang diperdengarkan. Intinya adalah seorang anak dapat menangkap dan memahami suara yang didengarnya, baik itu cerita maupun lagu anak-anak.

2.      Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Bentuk media visual ialah media grafis dan media proyeksi. Media grafis aalah media visual yang mengkomunikasikan antara fakta dan data yang berupa gagasan atau kata-kata verbal dengan gambar seperti poster, kartun dan komik. Sedangkan media proyeksi adalah media proyektor yang mempunyai untsur cahaya dan lensa atau cermin, misalnya OHP, slide, dan film strip

Dibandingkan dengan media audio, media visual dalam situasi tertentu lebih baik untuk digunakan sebagai media pembelajaran, khususnya bagi anak usia dini. Dengan menggunakan penglihatannya seorang anak akan dapat mengetahui persis tentang sesuatu yang dipelajari. Hanya saja bagi anak yang memiliki keterbatasan dalam penglihatan media ini kurang pas untuk diterapkan dalam pembelajaran.

3.       Media audio visual
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsursuara dan unsure gambar. Jenis media ini dibedakan menjadi dua yaitu 1) audio visual diam, yaitu media yang manampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai, film rangkai suara dan cetak suara; 2) audio visual gerak, yaitu media yang dapt menampilkan suara dan gambar yang bergerak, seperti film suara dan video cassette.

Penggunaan alat peraga dalam kegiatan pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan serta alur dunia anak adalah dunia bermain Selaras dengan hal tersebut Rita Maryana mengatakan ada dua jenis media pembelajaran anak usia dini yakni:
a.       Media lingkungan
Lingkungan adalah suatu tempat atau suasana (keadaan) yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Artinya, media lingkungan ialah dalam proses pembelajaran anak-anak dikenalkan atau dibawa kesuatu tempat yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.Lingkungan disini dapat berupa taman-taman sekolah, perkebunan, dan meseum maupun ke tempat-tempat wisata yang mempunyai nilai-nilai pendidikan didalamnya.

b.      Media permainan
Media permainan merupakan media yang sangat disukai oleh anak-anak. Permainan ialah suatu benda yang dapat digunakan peserta didik sebagai sarana bermain dalam rangka mengembangkan kreativitas dan segala potensi yang dimiliki anak. Media permainan dapat berupa puzzle, ayunan, dakon, dan lain sebagainya. Prinsip penggunaan sebagai media pembelajaran adalah permainan tersebut mempunyai unsur keamanan dan kenyamanan.
Alat peraga dalam bentuk permainan haruslah bersifat edukatif. Alat peraga edukatif (APE) sengaja dibuat bagi anak untuk merangsang berbagai kemampuan dasar pada anak sehingga pendidikan yang berlangsung pada mereka tetap dirasakan sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan.
Ketika memilih permainan yang digunakan sebagai alat peraga, pendidik atau orang tua haruslah melihat dari unsure edukatif permainan tersebut. Adapun unsur edukatif yang terdapat alat peraga adalah sebgai berikut:
a.       Unsur gerak motorik (gerak fisik), ialah unsur yang melatih kemampuan, daya tahan, kekuatan, keterampilan, dan ketangkasan anak.
b.      Afeksi (perasaan), biasanya dapat dilatih melalui emosional anak dengan menggunakan alat peraga secara bersama-sama.
c.       Kognitif (kecerdasan otak)
d.      Spiritual (budi pekerti), unsur spiritual biasanya melibatkan kehalusan, kelembutan, dan semangat terdalam dari hidup seseorang
e.       Keseimbangan (kesempurnaan hidup) ialah memiliki manfaat positif baik dalamjangka waktu pendek maupun panjang
Kesemua jenis alat peraga tersebut diatas digunakan sebgai penunjang keberhasilan pendidikan. Penggunaan dan pemilihan media yang tepat sangatlah mempengaruhi keberhasilan pembelajaran.

MEDIA PEMBELAJARAN SALUANG DAN RABAB

https://youtu.be/tpWTt_P7W9o

TUGAS
MEDIA, SARANA DAN BAHAN BELAJAR PLS
TENTANG
“ MEDIA PEMBELAJARAN SALUANG DAN RABAB

Oleh Kelompok Pedagogi :

1.         DINA SAHLINI                       (16005054)
2.         ELINUR SAKIYAH                (16005009)
3.         HANIFA ZULMI                     (16005085)
4.         INTAN AULIA                         (16005017)
5.         NOVITA YUSDIANA             (16005090)
6.         PITRI                                       (16005043)
7.         RAMA YULI SARI                 (16005091)
8.         REZA GUSTIA                        (16005044)
9.         SALAIDA MENKA                 (16005046)
10.       SANDRA NOVELISA             (16005047)
11.       SISKA APRILIA                      (16005032)
12.       VEGA AFRIANTI                   (16005093)
13.       VIVI SRI KURNIATI              (16005048)


PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017


Saluang
Saluang adalah alat musik tradisional khas Minangkabau, Sumatera Barat. Yang mana alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang (Schizostachyum brachycladum Kurz). Orang Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling bagus untuk dibuat saluang berasal dari talang untuk jemuran kain atau talang yang ditemukan hanyut di sungai[1]. Alat ini termasuk dari golongan alat musik suling, tetapi lebih sederhana pembuatannya, cukup dengan melubangi talang dengan empat lubang. Panjang saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm. Adapun kegunaan lain dari talang adalah wadah untuk membuat lamang (lemang), salah satu makanan tradisional Minangkabau. dalam mebuat saluang ini kita harus menentukan bagian atas dan bawahnya terlebih dahulu untuk menentukan pembuatan lubang, kalau saluang terbuat dari bambu, bagian atas saluang merupakan bagian bawah ruas bambu. pada bagian atas saluang diserut untu dibuat meruncing sekitar 45 derajat sesuai ketebalan bambu. untuk membuat 4 lubang pada alat musik tradisional saluang ini mulai dari ukuran 2/3 dari panjang bambu, yang diukur dari bagian atas, dan untuk lubang kedua dan seterusnya berjarak setengah lingkaran bambu. untuk besar lubang agar menghasilkan suara yang bagus, haruslah bulat dengan garis tengah 0,5 cm
Pemain saluang legendaris bernama Idris Sutan Sati dengan penyanyinya Syamsimar.
Keutamaan para pemain saluang ini adalah dapat memainkan saluang dengan meniup dan menarik napas bersamaan, sehingga peniup saluang dapat memainkan alat musik itu dari awal dari akhir lagu tanpa putus. Cara pernapasan ini dikembangkan dengan latihan yang terus menerus. Teknik ini dinamakan juga sebagai teknik manyisiahan angok (menyisihkan napas).
Tiap nagari di Minangkabau mengembangkan cara meniup saluang, sehingga masing-masing nagari memiliki ciri khas tersendiri. Contoh dari ciri khas itu adalah Singgalang, Pariaman, Solok Salayo, Koto Tuo, Suayan dan Pauah. Ciri khas Singgalang dianggap cukup sulit dimainkan oleh pemula, dan biasanya nada Singgalang ini dimainkan pada awal lagu. Sedangkan, ciri khas yang paling sedih bunyinya adalah Ratok Solok dari daerah Solok.
Dahulu, kabarnya pemain saluang ini memiliki mantera tersendiri yang berguna untuk menghipnotis penontonnya. Mantera itu dinamakan Pitunang Nabi Daud. Isi dari mantera itu kira-kira : Aku malapehan pituang Nabi Daud, buruang tabang tatagun-tagun, aia mailia tahanti-hanti, takajuik bidodari di dalam sarugo mandanga bunyi saluang ambo, kununlah anak sidang manusia...... dan seterusnya [2].


Rabab
Rabab adalah alat musik gesek tradisional khas Minangkabau yang terbuat dari tempurung kelapa. Dengan rabab ini dapat tersalurkan bakat musik seseorang. Biasanya dalam rabab ini dikisahkan berbagai cerita nagari atau dikenal dengan istilah Kaba.
Kesenian Rabab sebagai salah satu kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang dalam kebudayaan masyarakat Minangkabau, tersebar dibeberapa daerah dengan wilayah dan komunitas masyarakat yang memiliki jenis dan spesifikasi tertentu.
Rabab Darek, Rabab Piaman dan Rabab Pasisie merupakan salah satu kesenian tradisional yang cukup berkembang dengan wilayah dan di dukung oleh masyarakat setempat. Rabab Darek tumbuh dan berkembang di daerah darek Minangkabau meliputi Luhak nan Tigo sedangkan Rabab Piaman berkembang di daerah pesisir barat Minangkabau, yang meliputi daerah tepian pantai (pesisir).
Pesisir Selatan sebagai wilayah kebudayaan Minangkabau yang menurut geohistorisnya di klasifikasikan kepada daerah Rantau Pasisia yang cakupan wilayah tersebut sangat luas dan didaerah inilah berkembangnya kesenian Rabab Pasisia. Rabab Pasisia ditinjau dari aspek fisik pertunjukanya memiliki spesifikasi tersendiri dan ciri khas yang bebeda dengan rabab lainya. Terutama dari segi bentuk alat mirip, dengan biola secara historis berasal dari pengaruh budaya portugis yang datang ke Indonesia pada abad ke XVI melalui pantai barat Sumatra.Dalam rabab memiliki komposisi tersendiri tergantung kepada lagu yang diinginkan dengan memainkan lagu yang bersifat kaba sebagai materi pokok. Lagu yang lahir tesebut merupakan ide gagasan yang berasal dari komunitas masyarakat yang berbeda namun ada dalam daerah yang sama.
Rebab (Arab الربابة atau ربابة - "busur (instrumen)"),[1] juga rebap, rabab, rebeb, rababah, atau al-rababa) adalah jenis alat musik senar yang dinamakan demikian paling lambat dari abad ke-8 dan menyebar melalui jalur-jalur perdagangan Islam yang lebih banyak dari Afrika Utara, Timur Tengah, bagian dari Eropa, dan Timur Jauh. Beberapa varietas sering memiliki tangkai di bagian bawah agar rebab dapat bertumpu di tanah, dan dengan demikian disebut rebab tangkai di daerah tertentu, namun terdapat versi yang dipetik seperti kabuli rebab (kadang-kadang disebut sebagai robab atau rubab).
Ukuran rebab biasanya kecil, badannya bulat, bagian depan yang tercakup dalam suatu membran seperti perkamen atau kulit domba dan memiliki leher panjang terpasang. Ada leher tipis panjang dengan pegbox pada akhir dan ada satu, dua atau tiga senar. Tidak ada papan nada. Alat musik ini dibuat tegak, baik bertumpu di pangkuan atau di lantai. Busurnya biasanya lebih melengkung daripada biola.
Rebab, meskipun dihargai karena nada suara, tetapi memiliki rentang yang sangat terbatas (sedikit lebih dari satu oktaf), dan secara bertahap diganti di banyak dunia Arab oleh biola dan kemenche. Hal ini terkait dengan instrumen Irak, Joza, yang memiliki empat senar.Pengenalan rebab ke Eropa Barat telah mungkin bersamaan dengan penaklukan Spanyol oleh bangsa Moor, di Semenanjung Iberia. Namun, ada bukti adanya alat musik ini pada abad ke-9 juga di Eropa Timur: ahli geografi Persia abad ke-9 Ibnu Khurradadhbih mengutip lira Bizantium (atau lūrā) sebagai alat musik busur khas Bizantium dan setara dengan rabāb Arab.

MEDIA PEMBELAJARAN SELAWAT DULANG

https://youtu.be/tpWTt_P7W9o

TUGAS
MEDIA, SARANA DAN BAHAN BELAJAR PLS
TENTANG
“ MEDIA PEMBELAJARAN SELAWAT DULANG

Oleh Kelompok Pedagogi :

1.         DINA SAHLINI                       (16005054)
2.         ELINUR SAKIYAH                (16005009)
3.         HANIFA ZULMI                     (16005085)
4.         INTAN AULIA                         (16005017)
5.         NOVITA YUSDIANA             (16005090)
6.         PITRI                                       (16005043)
7.         RAMA YULI SARI                 (16005091)
8.         REZA GUSTIA                         (16005044)
9.         SALAIDA MENKA                 (16005046)
10.       SANDRA NOVELISA             (16005047)
11.       SISKA APRILIA                      (16005032)
12.       VEGA AFRIANTI                   (16005093)
13.       VIVI SRI KURNIATI              (16005048)


PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017



SELAWAT DUlANG

A.    Pengertian Selawat Dulang
Salawat dulang atau Salawaik Dulang adalah sastra lisan Minangkabau bertemakan Islam. Sesuai dengan namanya, Salawat dulang berasal dari dua kata yaitu salawat yang berarti salawat atau doa untuk nabi Muhammad SAW, dan dulang atau talam, yaitu piring besar dari Loyang atau logam yang biasa digunakan untuk makan bersama. Dipertunjukkan oleh minimal dua klub diiringi tabuhan pada ‘dulang’, yaitu nampan kuningan yang bergaris tengah sekitar 65 cm. Dalam bahasa sehari-hari, sastra lisan ini hanya disebut ‘salawat’ ataupun ‘salawek’ saja. Di beberapa tempat, salawat dulang disebut juga salawat talam.
Dalam sastra rakyat Minangkabau, salawat dulang adalah penceritaan kehidupan nabi Muhammad, cerita yang memuji nabi, atau cerita yang berhubungan dengan persoalan agama Islam dengan diiringi irama bunyi ketukan jari pada dulang atau piring logam besar itu.
Pertunjukan salawat dulang biasanya dilakukan dalam rangka memperingati hari-hari besar agama Islam dan ‘alek nagari’. Pertunjukan ini tidak dilakukan di kedai (lapau) atau lapangan terbuka. Biasanya hanya dipertunjukkan di tempat yang dipandang terhormat seperti mesjid, surau. Pertunjukan juga biasanya dimulai selepas isya. Sifat pertunjukan yang bertanya jawab, saling serang dan saling berusaha mempertahankan diri. Dalam pertunjukannya, kedua tukang salawat duduk bersisisian dan menabuh talam secara bersamaan. Keduanya berdendang secara bersamaan atau saling menyambung larik-lariknya. Larik-larik itu berbentuk syair.

B.     Fungsi Selawat Dulang
1.      Fungsi kerayaan keagamaan adat
Perayaan keagamaan yang dimaksud adalah kegiatan atau acara untuk mempenringati peristiwa-peristiwa keagamaan yang berkaitan dengan agama islam,seperti perayaan hari maulid nabi,muhammmad saw,.perayaan hari maulid nabi merupakansebuah upacara relegius umat islam dalam rangka memperingati hari kelahiran nabi saw.kegunaan acara salawuik dulang pada acara tersebut adalah untuk memberikan kesadaran pada masyaraka minangkabau agar lebih menhayati dan memahami betul masalah yang berhubungan dengan agama islam serta digunakan untuk memberikan pertunjuk tentang hal-hal yang benar dan yang salah menurut ajaran agama.acara selawat dulang juga digunakan untuk memeriahkan pertunjukan katan kuram maksudnya adalah sebgai hadiah bagi anak-anak dan orang yang melihat saat acara katam kuram tersebut jadi fungsinya disisni adalah sebagai hiburan dan pertunjukan bagimorang-orang yang ada dalam acara yang diikuti tersebut.
2.      Fungsi pengukuhan ikatan sosial masyarakat
Pemberitahuan acara selawat dulang biasanya dilakukan melalui pengeras suaramesjid yang difungsikan sebagai pengganti undangan kepada masyarakat sekeliling nagari.acara pengumpulan dana sebagai cerminan ikatan sosial kemasyarakatan itu biasanya dilaksanakan pada hari-hari raya islam.
3.      Fungsi sebagai media informasi dan transformasi nilai
Pertunjukan selawat dulang juga digunakn sebagai propaganda untuk menyebarkan program-program pemerinta,mengenai hasil-hasil pembangunan disegala bidang(seperti bidang ekonomi,sosial dan lainya).
4.      Fungsi dakwah
Kesenian salawaik dulang pada awalannya berfungsi sebagai sarana untuk melakukan dakwah islamiah.sang artis pada pertunjukan salawaik dulang selain dapat mengakomondasikan kebenaran pada orang lain,melalui objek estetisndan hasil kreatifitas hasil manusia,juga menyampaikan pesan-pesan dakwah dan kemanusian sesuai dengan ajaran dan morma-normayang beraku dalam islam.Selain dengan perkembangan zaman,salawaik dulang yang dulunya berfungsi sebagai wacana dakwah mengalami perkembangan kekonteks yang lebih sekuler seperti berfungsi sebagai hiburan yang bersifat komersial.
5.      Fungsi integrasi dan keterpaduan sosial
Sebagai ekspresi salawauik dulang berfungsi untuk kebutuhan biologis,kebudayaan juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhsn instrumental dan intergratif.kebutuhsn biologis berupa kebutuhsn akan sandagn dan pangan ,kebutuhsn instrumental seperti kebutuhsn akan hukum dan pendidikan.
6.      Fungsi hiburan
7.      Fungsi komersial
8.      Fungsi eksistensi kelompok dan ajang kompetisi



C.     CONTOH ISI SELAWAT DULANG
O........dangalah
Salawauik dulang
Dunia rang solok
Tuo jo mudo,tuo jo mudo

Bujang jo gadih
Tuo jo mudo
Baralah sorak
Nan jo sorainyo

O......dangalah
Salawaik dulang
Dunia rang solok
Tuo jo modu,tuo jo mudo.

media pembelajaran anak usia dini

https://youtu.be/tpWTt_P7W9o TUGAS MEDIA, SARANA DAN BAHAN BELAJAR PLS TENTANG “ MEDIA PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI ” O...